Ucapan Adalah Doa, Mitos Atau Fakta?

Penerbit Al Quran, Ucapan Adalah Doa — Pernahkah Anda mendengar ungkapan “Ucapan adalah Doa”? Ungkapan ini sering kali mengundang pertanyaan apakah ia hanya sekadar kalimat biasa yang mengandung makna, ataukah merupakan bagian dari ajaran Nabi Muhammad ﷺ? Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk memahami perkataan serta bagaimana seharusnya seorang Muslim bersikap dengan lisannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ucapan Adalah Doa, Mitos Atau Fakta?

Nabi Muhammad ﷺ menganjurkan umatnya untuk senantiasa menghiasi diri dengan akhlak yang mulia, berperilaku baik, dan memiliki budi pekerti yang luhur, baik dalam perbuatan maupun ucapan. Sikap sopan dalam berbicara mencerminkan iman dalam jiwa seorang Muslim. Bahasa yang santun menjadi tanda kesempurnaan Islam dalam diri seseorang.

Secara lafziyah, kalimat “setiap perkataan adalah doa” bukanlah hadis Nabi ﷺ, melainkan lebih tepat disebut sebagai pepatah atau peribahasa, sebagaimana “mulutmu harimaumu” atau “tajam lidah dari pedang.” Peribahasa semacam ini mengandung nasihat untuk menjaga lisan, berhati-hati dalam ucapan, dan berupaya agar setiap perkataan yang diucapkan penuh dengan kebaikan dan kebenaran.

Makna seperti ini sejalan dengan banyak hadis Nabi ﷺ. Sebagai contoh, terdapat beberapa hadits yang menyiratkan pentingnya pengendalian diri dalam berbicara,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ» (رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَالتِّرْمِذِي وَابْنُ مَاجَهٍ)

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu Nabi ﷺ bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba (bisa) mengucapkan sebuah kalimat yang diridai Allah, ia tidak (terlalu) menghiraukannya, (namun) dengannya Allah mengangkat derajatnya (kemuliaannya). Dan sungguh seorang hamba (dapat) mengucapkan sebuah kalimat yang dimurkai Allah, ia tidak (terlalu) menghiraukannya, (namun) dengannya Allah mencampakkannya ke dalam neraka Jahannam”. (HR. al-Bukhari, al-Tirmiżī dan Ibnu Majah)

Demikian pula makna yang senada dengan peribahasa di atas, terdapat dalam sabda Rasulullah ﷺ berikut ini:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ لَا يَرَى بِهَا بَأْسًا يَهْوِي بِهَا سَبْعِينَ خَرِيفًا فِي النَّارِ» (رَوَاه ُالتِّرْمِذِي وَأَحْمَدُ)

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya seseorang (bisa) mengucapkan satu patah kata yang menurutnya tidak ada (dampak) apa-apa, tapi dengan kalimat itu ia jatuh ke dalam neraka selama tujuh puluh tahun”. (HR. al-Tirmizi dan Ahmad)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ، مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا، يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ، أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ» (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba (terkadang) mengucapkan kalimat tanpa ia teliti apa dampaknya, karenanya ia terlempar ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.” (HR. Muslim)

Dari hadits-hadits ini, kita dapat menarik beberapa pelajaran penting:

  1. Pentingnya memikirkan sebelum berbicara, karena ucapan yang keluar dari lisan adalah seperti anak panah yang dilepaskan dari busur, tidak dapat ditarik kembali.
  2. Membiasakan diri untuk berbicara dengan baik adalah suatu amal yang dicintai Allah ﷻ. QS. al-Ahzab/33: 70-71 menyatakan pentingnya mengucapkan kata-kata yang benar.
  3. Ucapan buruk tidak hanya mencerminkan karakter yang rendah, tetapi juga mengundang murka Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya mengendalikan lisan dan menahan diri dari ucapan yang tidak bermanfaat.

Dari Ummu Habibah radhiyallahu anha Istri Nabi ﷺ, Nabi ﷺ bersabda, “Ucapan anak Adam itu akan kembali dengan membawa bencana untuknya, tidak membawa keberuntungan baginya, kecuali (ucapan) amar ma’ruf (ajakan kepada kebaikan), nahi mungkar (seruan meninggalkan keburukan), dan berzikir kepada Allah ﷻ. (HR. Ibnu Majah dan dinilai daif oleh Albani)

  • Baik-buruknya ucapan akan berdampak pada diri sendiri dan orang lain di sekitar kita. Oleh karena itu, disarankan untuk mengucapkan yang baik atau diam.
  • Lisan yang lurus dapat membawa seseorang menuju surga, sedangkan melencengnya lisan dapat menjatuhkannya ke dalam neraka.

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa yang (banyak) diam, niscaya ia akan selamat.” (HR. al-Tirmiżī dan Ahmad)

Dari semua ini, dapat disimpulkan bahwa penting bagi setiap Muslim untuk memperhatikan ucapan dan berusaha untuk selalu mengucapkan kata-kata yang bermanfaat, baik, dan membangun. Dalam konteks ini, ungkapan “Ucapan adalah Doa” menjadi panggilan untuk merefleksikan betapa pentingnya pengendalian diri dalam berbicara serta bagaimana setiap kata yang kita ucapkan dapat membentuk takdir kita sendiri di dunia dan di akhirat.

Baca Juga Artikel : Mengapa Kita Harus Membaca Al Quran?

Melayani Pesanan Al Quran Custom Satuan

Al Quran Custom For Kids

Penerbit Jabal adalah perusahaan dalam bidang penerbit alquran dan buku-buku islam untuk keperluan sekolah, pengajian, lembaga, wakaf ataupun keperluan lainnya. Berdiri sejak tahun 2004, alhamdulillah Penerbit Jabal sudah banyak dipercaya oleh banyak lembaga ternama di Indonesia. // Artikel Ucapan Adalah Doa

Kontak Penerbit Jabal

Admin 1 : 0853 1512 9995
Alamat : Jl. Desa Cipadung No 47 Cibiru Bandung Jawa Barat, Indonesia

Baca Artikel Lainnya :

penerbit alquran custom
Link Populer

Blog

Katalog

Reseller

Kontak

Penerbit Jabal

Jl. Desa Cipadung No.47, RT.3/RW.4, Cipadung, Kec. Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat 40614