Penerbitalquran.com, Ketahuilah 4 Cara Menyantuni Anak Yatim Ini – Kita pasti sering mendengar kata yatim, piatu, yatim piatu. Siapa mereka? Adakah tuntunan untuk menyantuni anak yatim? Dan bolehkah memberikan santunan sambil mengusap/ membelai kepala anak yatim, sebab hal tersebut telah menjadi tradisi masyarakat Indonesia sampai hari ini.
Seorang anak dikatakan yatim apabila ditinggal mati oleh ayahnya, sedangkan piatu adalah keadaan seorang anak yang ditinggal mati oleh ibunya. Jadi, disebutkan dia berstatus yatim piatu apabila kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
Lihat Rekomendasi : Penerbit Alquran
Pengertian Yatim
Dalam bahasa Arab, yatim diartikan sebagai orang yang kehilangan (kematian) seorang ayah. Di sini, anak yatim wajib disantuni, dikarenakan dirinya kehilangan sosok ayahnya yang menanggung nafkahnya. Begitu pun dengan anak piatu yang kehilangan ibunya, ia wajib disantuni layaknya anak yatim. Namun, terdapat batas dalam status keyatiman seseorang, yaitu ketika ia telah baligh dan sudah hidup dalam kemandirian, punya pekerjaan, dan bisa menafkahi diri sendiri bahkan sudah siap untuk menikah.
Sebagaimana firman Allah Swt yang berbunyi:
وَابْتَلُوا الْيَتَامَى حَتَّى إِذَا بَلَغُوا النِّكَاحَ فَإِنْ ءَانَسْتُمْ مِنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُوا إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ
Artinya: “Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya.” (QS. an-Nisa: 6)
Ketahuilah 4 Cara Menyantuni Anak Yatim Ini
Agama Islam menganjurkan umatnya untuk menyayangi dan menyantuni anak yatim, baik dengan harta yang dimiliki atau pun kasih sayang. Lalu, bagaimana cara menyantuninya?
1. Dengan Mengusap Kepalanya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلاً شَكَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَسْوَةَ قَلْبِهِ فَقَالَ امْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ وَأَطْعِمْ الْمِسْكِينَ [رواه أحمد ورجاله رجال الصحيح].
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang laki-laki yang mengadukan kekerasan hatinya kepada Rasulullah saw, maka beliau bersabda: ‘Usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin.’” [HR. Ahmad dengan perawi shahih]
Mengusap kepala anak yatim dan memberi makan orang miskin mempunyai pengaruh yang sangat baik pada diri seseorang, yaitu dapat melembutkan hati yang keras.
Dalam prakteknya, kedua hal tersebut dilakukan dengan penuh keinsyafan hati secara natural (tidak dibuat-buat) atau dipaksa-paksakan).
Mengusap kepala anak yatim adalah simbol atau cara menunjukkan empati dan kasih sayang, bukan ritual yang harus dilakukan.
2. Memberikan Pakaian dan Memberikan Sebagian Harta Kepada Anak Yatim
Anak yatim kehilangan Ayahnya yang merupakan tulang punggung keluarga, secara tidak langsung perekonomiannya pun ikut terhalang. Oleh karena itu sebagai orang yang mampu, kita dapat menyantuni anak yatim dengan apa yang kita punya. Seperti memberikannya pakaian, makanan, atau sebagian harta kita yang lainnya. Karena sungguh kita tidak akan merugi. // Cara Menyantuni Anak Yatim
3. Membiayai Pendidikannya
Meskipun sekolah sekarang umumnya gratis karena ada dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) akan tetapi, mereka tetap membutuhkan biaya pendidikan untuk membeli keperluan lain yang tidak ditanggung oleh sekolah, seperti membeli buku, tas, sepatu, alat tulis, dan bahkan ongkos ke sekolah. Maka, jika kita memiliki rezeki lebih, alangkah baiknya untuk berbagi dengan membiayai anak yatim. Insyallah rezeki yang kita dapat akan berkah.
Baca Juga : Hukum Menyakiti Anak Yatim
4. Tidak Menghardiknya
Jika kita belum mampu melakukan tiga hal diatas, maka yang perlu kita lakukan adalah jangan menghardiknya atau mencaci maki. Karena apabila hati anak yatim tersakiti, maka kita telah membuat murka Allah SWT. // Cara Menyantuni Anak Yatim
Bolehkah Mengusap/Membelai Kepala Anak Yatim?
Salah satu tradisi yang masih melekat di masyarakat Indonesia sampai hari adalah tradisi mengusap/membelai kepala anak yatim. Biasanya, ini dilakukan pada saat memberikan santunan/bantuan kepada si anak yatim.
Hal demikian boleh saja dilakukan, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلاً شَكَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَسْوَةَ قَلْبِهِ فَقَالَ امْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ وَأَطْعِمْ الْمِسْكِينَ. [رواه أحمد ورجاله رجال الصحيح
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang laki-laki yang mengadukan kekerasan hatinya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: ‘Usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin.” (HR. Ahmad dengan perawi shahih)
Pada hadits di atas, mengusap/membelai kepala anak yatim dan fakir miskin itu memilik dampak yang baik untuk diri pribadi, salah satunya dapat melembutkan hati yang keras. Namun, hal itu dilakukan benar-benar dengan kesungguhan dan tidak karena paksaan dari siapapun. Mengusap kepala anak yatim bukanlah sebuah ritual khusus, melainkan adalah cara menyatakan kasih sayang, empati, kecintaan kepada mereka.
Baca Juga : Penerbit Alquran
Keutamaan Memberi Santunan Kepada Anak Yatim
- Seseorang yang menyantuni anak yatim akan mendapatkan kedudukan tinggi di surga
- Menanggung anak yatim berarti memperhatikan dan mengurusi semua kebutuhan hidupnya, mulai dari kebutuhan sandang, makanan dan minuman, hingga memberikan pendidikan secara Islam.
- Keutamaan ini akan didapatkan oleh mereka yang memberikan santunan dengan harta sendiri atau pribadi, baik berhubungan keluarga dengannya maupun tidak ada.
Begitulah cara menyantuni yang tepat sesuai dengan anjuran Rasulullah Muhammad SAW. Semoga kita dapat meneladani kebiasaan beliau dan menjadi bagian dari upaya pemeliharaan anak yatim.
Baca Artikel Lainnya :