Penerbitalquran.com, Membeli Al Quran Untuk Diberikan Ke Masjid, Dapat Pahala?
Perlu kita ketahui, bahwasannya Allah tidak hanya mencatat amal perbuatan yang kita lakukan, tetapi Allah juga mencatat semua pengaruh dari perilaku dan perbuatan kita.
Allah SWT berfirman:
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآَثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
“Sesungguhnya Kami yang menghidupkan orang mati, Kami catat semua yang telah mereka lakukan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan semuanya kami kumpulkan dalam kitab (catatan amal) yang nyata.” (QS. Yasin: 12)
(Lihat Rekomendasi Ini : Penerbit Alqur’an )
Al-Hafidz Ibnu Katsir menyebutkan dua tafsir ulama tentang makna kalimat, ‘bekas-bekas yang mereka tinggalkan’
- Jejak kaki mereka ketika melangkah menuju ketaatan atau maksiat
يَا بَنِى سَلِمَةَ دِيَارَكُمْ تُكْتَبْ آثَارُكُمْ دِيَارَكُمْ تُكْتَبْ آثَارُكُمْ
Wahai Bani Salamah, perjalanan dari rumah kalian ke masjid akan dicatat jejak-jejak kali kalian. (HR. Muslim 1551, dan Ahmad 14940)
- Pengaruh dari amal yang kita kerjakan
Artinya, Allah mencatat bentuk amal yang dilaksanakan dan pengaruh dari amal itu. Jika baik, maka dicatat sebagai kebaikan. Dan jika buruk dicatat sebagai keburukan.
Ini seperti yang disebutkan dalam hadits dari sahabat Jarir bin Abdillah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
“Siapa yang menghidupkan sunah yang baik dalam Islam, kemudian diikuti oleh orang lain setelahnya maka dicatat untuknya mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Siapa yang menghidupkan tradisi yang jelek di tengah kaum muslimin, kemudian diikuti oleh orang lain setelahnya, maka dia mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim 2398, Ahmad 19674, dan yang lainnya)
Lantas Membeli Al Quran Untuk Diberikan Ke Masjid, Apakah Dapat Pahala?
Ayat di atas tadi seharusnya menjadi motivasi bagi kita agar semangat dalam menyebarkan kebaikan serta merasa takut ketika melakukan perbuatan maksiat.
Maka dari itu, membeli Al Quran untuk diberikan ke masjid akan diganjar pahala. Apalagi, jika Al Quran yang kita hadiahkan untuk masjid tersebut dibaca, maka akan mendapatkan pahala jariyah yang akan terus mengalir terus menerus kepada yang menghadiahkan/ memberikan.
Alangkah baiknya, menitipkan Wakaf Al Quran kepada lembaga khusus yang sudah terpercaya. Misalnya saja adalah Marwah Wakaf Indonesia (MWI) atau bisa juga Badan Wakaf Islam (BAWAIS).
Keunggulan dua lembaga tersebut adalah 100% donasi akan disalurkan, tanpa dipotong gaji pengurus relawan lembaga. Sebab, gaji pengurus berasal dari unit usaha ketua yayasan. Keunggulan lainnya adalah sasaran target penyaluran Al Quran-nya langsung kepada santri yatim penghafal quran di daerah terpencil dan pelosok pedalaman indonesia.
Sehingga, Wakaf Al Quran yang kita hadiahkan/ berikan sudah pasti akan dibaca terus menerus, dipahami, dihafal dan diamalkan. Bisa dibayangkan berkha dan pahala yang begitu banyak akan terus mengalir kepada dirii kita, walaupun telah meninggal dunia.
( Baca Juga : 13 Keajaiban Bersedekah Kepada Anak Yatim )
7 Amalan Yang Pahalanya Terus Mengalir Meski Telah Meninggal
Dalam hadits dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
“Ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal, padahal dia berada di dalam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu agama, (2) orang yang mengalirkan sungai (yang mati) (3) orang yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang memberi mushaf al-Quran, dan (7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah dia wafat.” (HR. al-Bazzar dalam Musnadnya 7289, al-Baihaqi dalam Syuabul Iman 3449, dan yang lainnya. Al-Albani menilai hadis ini hasan)
1. Orang Yang Mengajarkan Ilmu Agama
Ilmu agama menjadi petunjuk seseorang ke jalan yang benar. Diantaranya, Ilmu yang mengenalkan jalan hidayah dan jalan kesesatan, ilmu yang mengajarkan mana yang haq dan mana yang batil, mana yang halal dan mana yang haram.
Hal tersebut tentu menunjukkan betapa mulianya kedudukan seorang ulama yang memberi nasihat kepada umat. Para dai yang ikhlas memberikan pencerahan bagi umat.
Dan ketika orang yang berilmu wafat, maka ilmu mereka pun tetap kekal di tengah-tengah masyarakat. Di saat jasad mereka tertanam di tanah kuburan, pahala mereka tetap bermunculan.
2. Orang Yang Mengalirkan Sungai
Maksudnya adalah membuat aliran pada sungai yang tertahan airnya, agar air tersebut bisa mengalir ke tempat-tempat pemukiman masyarakat, sehingga orang lain bisa memanfaatkannya.
Betapa besar kebaikan dari amalan yang mulia ini, memudahkan manusia memperoleh air yang merupakan kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan manusia.
3. Orang Yang Membuat Sumur
Dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
بَيْنَا رَجُلٌ بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ، ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ ، فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ مِنِّي ، فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلَا خُفَّهُ مَاءً فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ ، قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّه وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ لَأَجْرًا ؟ فَقَالَ : فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
“Suatu ketika ada seorang lelaki yang merasakan sangat kehausan, lalu ia menjumpai sebuah sumur. Dia pun turun, lalu meminum airnya. Setelah itu ia naik lagi. Sesampainya di atas, dia melihat seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya memakan tanah yang lembab saking hausnya. Lelaki itu mengatakan, ‘Anjing ini pasti merasa sangat kehausan sebagaimana hausku tadi’.
Lalu ia kembali turun ke dalam sumur dan memenuhi sepatunya dengan air. Setelah itu ia beri minum anjing tersebut. Oleh karena perbuatannya, Allah pun bersyukur kepadanya dan mengampuninya.
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah perbuatan baik kita terhadap hewan mendapat ganjaran pahala?” Rasulullah menjawab, “Ya, pada setiap nyawa itu ada ganjaran pahala.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Jika hanya dengan memberi minum seekor anjing bisa menyebabkan semua dosanya terampuni, bagaimana dengan orang yang membuat sebuah sumur, yang bisa dimanfaatkan banyak orang? Tentu saja, pahalanya sangat besar.
4. Orang Yang Menanam Kurma
Mengapa kurma?
Kurma adalah pohon yang paling utama dan paling bermanfaat untuk manusia, barangsiapa yang menanam kurma lalu membagikan buahnya kepada kaum muslimin, maka pahalanya akan ia dapatkan dari setiap butir kurma yang dimakan.
Sama halnya dengan orang yang menanam pohon yang bermanfaat lainnya, baik bermanfaat karena buahnya atau bermanfaat karena teduhnya atau karena lainnya. Dia juga akan memperoleh pahala.
5. Orang Yang Membangun Masjid
Karena di masjid, nama Allah diagungkan dan ditinggikan. Tempat ditegakkan shalat, ayat-ayat al-Quran dibacakan, ilmu agama disebarkan, umat Islam berkumpul, untuk maslahat agung lainnya.
فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآَصَالِ
“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang.” (QS. an-Nur: 36)
Karena itu, orang yang membangun masjid, dia akan memperoleh pahala dari setiap aktivitas kebaikan yang dilakukan di masjid tersebut.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang membangun sebuah masjid karena mengharap wajah Allah, maka Allah akan bangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga.” (Muttafaqun ‘alaihi)
( Baca Juga : Alquran Besar Yang Laku Dipasaran )
6. Orang Yang Menghadiahkan Mushaf Al Quran
Menghadiahkan Al Quran berarti memberi fasilitas orang lain untuk bisa mendapatkan pahala sebanyak huruf yang dibaca dalam Al Quran.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
Siapa yang membaca satu huruf dalam al-Quran maka dia mendapatkan satu pahala. Dan satu pahala dilipatkan 10 kali. (HR. Turmudzi 3158)
Terutama ketika hadiah Al Quran itu tepat sasaran. Benar-benar diberikan kepada mereka yang rajin membaca Al Quran atau mereka yang menghafalkan Quran. Sangat disayangkan, jika al-Quran yang kita berikan itu salah sasaran.
7. Orang Yang Meninggalkan Anak Soleh
Anak soleh, harta yang paling tidak ternilai.
Ketika orang tua mendidik anaknya, maka dia akan mendapatkan pahala dari amal soleh yang dilakukan anaknya. Karena setiap orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain, dia akan mendapatkan pahala selama orang itu mengamalkan ilmunya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
Siapa yang mengajak ke jalan petunjuk, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya siapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia mendapat dosa seperti dosa orang yang mengamalkannya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. (HR. Muslim 2674)
( Baca Juga : Anak Adalah Aset Bukan Beban )
Sehingga tidak semua orang tua mendapatkan pahala dari amal anaknya. Kecuali jika orang tua yang mengajarkan kebaikan atau mengarahkan anak itu untuk belajar kebaikan.
Itulah penjelasan mengenai pahala membeli Al Quran untuk diberikan ke masjid dan penjelasan amalan yang mengalirkan pahala meski telah meninggal dunia. Semoga kita semua bisa mengamalkannya. Aamiin.
Baca Artikel Lainnya :